Cerdas Berwakaf #10 : Hendri Tanjung : Wakaf Sebagai Jantung Ekonomi Umat

Cerdas Berwakaf #10 : Hendri Tanjung : Wakaf Sebagai Jantung Ekonomi Umat

“Bayangkan kalau setiap jamaah haji berwakaf Rp100.000 saja. Dengan 210.000 jamaah per tahun, kita bisa mengumpulkan Rp21 miliar,” jelasnya.

Indonesia memiliki potensi wakaf yang luar biasa besar. Jiwa dermawan dan semangat gotong royong masyarakat menjadi modal sosial yang mampu menggerakkan ekonomi umat jika dikelola secara sistematis dan produktif.

Hal itu disampaikan oleh Dr. Hendri Tanjung, anggota Badan Wakaf Indonesia (BWI) sekaligus Wakil Direktur Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor.

“Orang Indonesia punya jiwa memberi dan menolong yang kuat. Mereka cepat tersentuh untuk membantu sesama,” ujar Hendri saat berbincang dengan koresponden Hidayatullah.com di Islamabad.

Ia mencontohkan, semangat itu tampak nyata ketika masyarakat Indonesia dengan ringan tangan menyalurkan donasi untuk Palestina. “Kalau semangat itu diarahkan melalui wakaf, dampaknya bisa jauh lebih besar dan berkelanjutan,” tambahnya.

Sinergi Wakaf dengan Sektor Haji dan Keuangan Syariah

Menurut Hendri, wakaf bukan hanya amalan sosial, tetapi bisa menjadi jantung ekonomi umat jika disinergikan dengan sektor-sektor strategis seperti haji, asuransi, bank, dan zakat.

“Bayangkan kalau setiap jamaah haji berwakaf Rp100.000 saja. Dengan 210.000 jamaah per tahun, kita bisa mengumpulkan Rp21 miliar,” jelasnya.
Dana tersebut, lanjut Hendri, bisa digunakan untuk membangun rumah sakit Islam, lembaga pendidikan, atau program pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Selain itu, ia menyoroti inovasi wakaf modern seperti polis wakaf wasiat asuransi, di mana sebagian klaim asuransi jiwa dapat diwasiatkan sebagai wakaf.

“Misalnya saya punya asuransi jiwa senilai Rp500 juta. Saya bisa buat wasiat, Rp200 juta diwakafkan untuk Rumah Sakit Islam Bogor atau lembaga sosial lainnya,” terang peraih gelar Doktor Ekonomi dari International Islamic University of Islamabad (IIUI) ini.

Wakaf Sebagai Solusi Ekonomi Umat

Lebih jauh, Hendri menegaskan perlunya kesadaran kolektif bahwa wakaf tidak hanya urusan ibadah, melainkan juga strategi ekonomi.

“Potensi wakaf di Indonesia sangat besar. Kalau disinergikan dengan zakat, bank, dan haji, wakaf bisa menjadi jantung yang memompa kehidupan ekonomi umat,” pungkasnya


Sumber : Artikel diatas disadur ulang dari portal on line hidayatullah.com, yang dipublikasikan 17 Juli 2019 

Sebelumnya :