Parenting : Sama-sama Berjuang, Tapi Tak Saling Sampai

Parenting : Sama-sama Berjuang, Tapi Tak Saling Sampai

Mari berhenti sejenak. Tarik napas. Lepaskan ego. Buka ruang. Dan mulai ulang dengan saling mengerti, bukan saling curiga.

Oleh: Arief Riyanto, S.Pd.

Kadang rasanya nggak adil. Sudah berusaha keras, lelah dipendam, tangis ditelan sendiri, semua demi keluarga. Tapi ujung-ujungnya, kita tetap saja disalahpahami.

Tentang kelelahan yang tak pernah sempat diceritakan. Tentang harapan yang tidak pernah benar-benar dimengerti. Tentang cinta yang wujudnya berbeda, tapi tujuannya sama.

Kita sama-sama ingin bahagia. Sama-sama ingin keluarga ini tetap utuh, tetap hangat, tetap jadi rumah pulang yang penuh kasih.

Tapi kadang, diam kita jadi tembok. Ekspektasi kita jadi jurang. Dan niat baik berubah jadi luka karena caranya belum saling sampai.

Mungkin yang kita butuhkan bukan saling menuntut. Tapi saling memahami. Saling memberi ruang untuk bercerita, tanpa merasa dihakimi.

Karena tak ada yang benar-benar menang dalam hubungan yang saling menyalahkan. Dan tak ada yang benar-benar didengarkan dalam keluarga yang kehilangan kepekaan.

Cobalah dengar, bukan hanya dengan telinga, tapi dengan hati. Cobalah lihat, bukan hanya dengan mata, tapi dengan empati.

Karena mungkin, selama ini kita bukan kekurangan cinta. Hanya terlalu sibuk membuktikan cinta dengan cara kita sendiri—tanpa sempat belajar memahami cara pasangan kita mencintai.

Mari berhenti sejenak. Tarik napas. Lepaskan ego. Buka ruang. Dan mulai ulang—dengan saling mengerti, bukan saling curiga.

Karena yang kita perjuangkan ini, bukan tentang siapa yang paling benar. Tapi tentang bagaimana kita tetap bersama. Tetap saling merangkul, meski dengan cara yang berbeda.

Sebelumnya :